10 Teknik Mengajar Speaking Dalam Bahasa Inggris

Rate this post

10 teknik pengajaran yang efektif untuk berbicara bahasa Inggris

mengajar-speaking

10 Teknik Mengajar Bahasa Inggris Secara Efektif – “Berbicara” adalah “proses membangun dan berbagi makna melalui penggunaan simbol verbal dan non-verbal dalam konteks yang berbeda (Chaney, 1998: 13). “Berbicara adalah bagian penting dari proses belajar dan mengajar bahasa asing sebagai bahasa kedua. Meskipun penting, pengajaran berbicara tidak menjadi penting selama bertahun-tahun, dan guru bahasa Inggris terus mengajar berbicara hanya sebagai pengulangan latihan atau untuk menghafal dialog. Namun, dunia saat ini menuntut bahwa tujuan pelajaran berbicara adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi siswa, karena ini adalah satu-satunya cara bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan belajar untuk mengikuti aturan sosial dan budaya yang sesuai dalam semua komunikasi. Untuk membantu mengajarkan pembelajar bahasa kedua untuk berbicara dengan sebaik-baiknya, di bawah ini adalah beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan yang dapat segera diterapkan di kelas. Untuk alasan ini, guru perlu menciptakan lingkungan kelas di mana siswa memiliki komunikasi nyata, kegiatan otentik, dan tugas bermakna yang meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Hal ini dapat terjadi ketika siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai suatu indikator atau menyelesaikan suatu tugas.
Di bawah ini adalah kegiatan di kelas yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara

1. Diskusi

Setelah pelajaran berbasis konten, diskusi dapat digunakan untuk berbagai alasan. Siswa dapat berdiskusi pada suatu kesimpulan, bertukar pikiran tentang suatu peristiwa atau menemukan solusi dalam kelompok diskusi mereka. Sebelum memulai diskusi, sangat penting untuk menentukan tujuan dari kegiatan diskusi oleh guru. Dengan begitu, poin-poin diskusi relevan dengan tujuan tersebut sehingga siswa tidak menghabiskan waktunya untuk membicarakan hal-hal yang tidak relevan. Misalnya, siswa dapat setuju/tidak setuju dalam diskusi. Dalam jenis diskusi ini, guru dapat membuat kelompok siswa, sebaiknya 4 atau 5 siswa di setiap kelompok. Setelah itu, masing-masing kelompok bekerja secara berkelompok sesuai topik masing-masing selama jangka waktu tertentu dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

2. “Permainan peran”

Cara lain untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah melalui role play. Siswa berpura-pura berada dalam konteks sosial yang berbeda dan memiliki peran sosial yang berbeda. Dalam kegiatan role play, guru memberikan informasi kepada siswa tentang siapa mereka dan apa yang mereka pikirkan atau rasakan. Sehingga guru dapat memberitahu siswa, “Kamu adalah Ariel, kamu pergi ke dokter dan menceritakan apa yang terjadi semalam dan …” (Harmer, 1984)

3. Simulasi

Simulasi sangat mirip dengan permainan peran, tetapi yang membedakan simulasi dari permainan peran adalah lebih rumit. Dalam simulasi, siswa dapat membawa barang ke kelas untuk menciptakan lingkungan yang realistis. Misalnya, jika seorang siswa tampil sebagai penyanyi, ia membawa mikrofon untuk bernyanyi dan sebagainya. Bermain peran dan simulasi memiliki banyak keuntungan. Pertama, karena simulasi menghibur dan memotivasi siswa. Kedua, seperti yang ditunjukkan Harmer (1984), simulasi meningkatkan kepercayaan diri siswa karena dalam kegiatan bermain peran dan simulasi mereka memiliki peran yang berbeda dan tidak harus berbicara sendiri, yang berarti mereka tidak harus memikul tanggung jawab yang sama.

4. Kesenjangan informasi

Kegiatan ini menuntut siswa untuk kawin. Satu siswa memiliki informasi yang tidak dimiliki pasangan lainnya, dan satu pasangan berbagi informasi mereka. Kegiatan kesenjangan informasi melayani berbagai tujuan, seperti pemecahan masalah atau pengumpulan informasi. Juga, masing-masing pasangan memiliki peran penting untuk dimainkan, karena tugas tidak dapat dilakukan jika pasangan tidak memberikan informasi yang dibutuhkan orang lain. Kegiatan ini efektif karena memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berbicara bahasa Inggris secara luas.

5. Brainstorming

Siswa dapat menghasilkan ide tentang topik tertentu dalam waktu yang terbatas. Tergantung pada konteksnya, brainstorming individu atau kelompok efektif dan siswa menghasilkan ide dengan cepat dan bebas. Fitur yang baik dari brainstorming adalah bahwa siswa tidak dikritik karena ide-ide mereka, sehingga siswa terbuka untuk berbagi ide-ide baru.

6. Bercerita

Siswa dapat secara singkat merangkum cerita atau cerita yang mereka dengar dari orang sebelumnya, atau mereka dapat membuat cerita sendiri untuk diceritakan kepada teman sekelasnya. Mendongeng mendorong pemikiran kreatif. Ini juga membantu siswa mengekspresikan ide dalam bentuk awal, pengembangan, dan akhir mereka, termasuk karakter dan lokasi yang harus dimiliki sebuah cerita. Siswa juga dapat menceritakan teka-teki atau lelucon. Misalnya, di setiap awal pelajaran, guru dapat meminta beberapa siswa untuk menceritakan teka-teki atau lelucon singkat sebagai pembuka. Dengan cara ini, guru tidak hanya akan meningkatkan kemampuan bahasa siswa, tetapi juga akan menarik perhatian kelas.

7. Wawancara kerja (wawancara)

Siswa dapat melakukan wawancara tentang topik yang dipilih dengan banyak orang. Sebaiknya guru memberikan rubrik kepada siswa sehingga mereka tahu jenis pertanyaan apa yang harus diajukan atau jalur mana yang harus diambil, tetapi siswa harus menyiapkan pertanyaan wawancara mereka sendiri. Melakukan wawancara dengan orang-orang memberi siswa kesempatan untuk melatih keterampilan berbicara mereka tidak hanya di kelas tetapi di luar kelas dan membantu mereka menjadi lebih ramah.

8. Penyelesaian cerita

Teknik ini adalah kegiatan lintas kelas yang menyenangkan di mana siswa duduk dalam lingkaran. Dalam kegiatan ini, guru mulai bercerita, tetapi setelah beberapa kalimat dia berhenti bercerita. Kemudian setiap siswa mulai melanjutkan di mana mereka tinggalkan. Setiap siswa harus menambahkan 4-10 kalimat. Siswa dapat menambahkan karakter baru, peristiwa, deskripsi, dll.

9. Pelaporan

Sebelum kelas, siswa diminta untuk membaca koran atau majalah, dan di kelas mereka memberi tahu teman mereka apa yang menurut mereka berita paling menarik. Siswa juga dapat berbicara di depan kelas tentang apakah mereka telah mengalami sesuatu dalam kehidupan sehari-hari mereka yang layak untuk diceritakan kepada teman-teman mereka. (ASR)

Sumber :