Sektor manufaktur chip China digerogoti oleh AS, Jepang, dan Belanda dan menjadi ujung tombak Barat

Rate this post

Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana memberlakukan pembatasan ekspor baru untuk lebih membatasi akses China ke teknologi chip canggih Amerika.

Menurut Russia Today, langkah-langkah tersebut, yang berfokus pada kemampuan pembuatan chip, akan menggandakan jumlah jenis perangkat yang menurut laporan tersebut memerlukan lisensi ekspor khusus.

Sektor manufaktur chip China digerogoti oleh AS, Jepang, dan Belanda dan menjadi ujung tombak Barat

Sektor-manufaktur-chip-China-digerogoti-oleh-AS,-Jepang,-dan-Belanda-dan-menjadi-ujung-tombak-Barat

Sumber juga mengklaim bahwa AS berencana untuk mengoordinasikan langkah baru dengan pemerintah Jepang dan Belanda. Dengan ketiga negara mendominasi pasar chip global, banyak analis percaya Washington akan membutuhkan dukungan dari dua negara lainnya agar langkahnya efektif.
Sisa waktu -9:43
Unibots.in

Baca juga:
Hidup di era internet, sebuah survei membuktikan bahwa Gen MZ menggunakan smartphone untuk melakukan hal tersebut

AS dilaporkan telah menekan pemerintah Belanda dan Jepang

selama berbulan-bulan, meskipun baik Tokyo maupun Amsterdam belum memberlakukan undang-undang khusus yang secara khusus menargetkan Beijing.

Awal pekan ini, Belanda meluncurkan rencana untuk memperpanjang pembatasan ekspor teknologi semikonduktor terbarunya, tetapi tidak menyebutkan China atau memberikan rincian lebih lanjut tentang peraturan yang diusulkan.

AS telah berusaha membendung kemajuan teknologi China, yang dilihatnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya. Oktober lalu, Washington memperkenalkan kontrol ekspor besar-besaran yang mencegah perusahaan China membeli alat pembuat chip Amerika tertentu yang diduga dapat digunakan Beijing untuk keperluan militer.

Baca juga:
Membandingkan FIFA Mobile dan eFootball, berikut adalah 5 kelebihan dan kekurangan masing-masing

China telah berulang kali mengkritik kebijakan semikonduktor AS

dan bahkan mengajukan keluhan resmi kepada Organisasi Perdagangan Dunia atas kontrol ekspor, dengan alasan kebijakan tersebut mengancam kepentingan perusahaan China dan mengganggu rantai pasokan global.

 

Baca Juga :

https://www.kuismedia.id
https://sajadahbusa.com